Barcelona Menolak Toni Kroos 2014: Kesalahan Fatal yang Membawanya Menjadi Legenda Real Madrid!
PANGGILAJI - Toni Kroos adalah nama yang identik dengan keunggulan di lini tengah: akurasi passing mendekati sempurna, visi permainan kelas dunia, dan koleksi trofi yang mengesankan.
Pada Juli 2014, dunia sepak bola menyaksikan salah satu keputusan transfer paling menentukan dalam kariernya, memilih Real Madrid ketimbang Barcelona.
Sebelum bergabung dengan Los Blancos, Kroos sempat menjadi incaran klub Catalan, tetapi mereka memilih Ivan Rakitic, membuka jalan bagi sang maestro ke Santiago Bernabeu.
Apa yang terjadi di balik layar, dan bagaimana keputusan ini mengubah sejarah? Mari kita telusuri.
Krisis Bayern dan Jalan Terbuka Untuk Toni Kroos
Kisah ini dimulai di Bayern Munich, klub tempat Kroos bersinar sebelum Piala Dunia 2014. Kontraknya akan habis pada akhir musim 2013/14, tetapi negosiasi perpanjangan gagal.
Bayern, di bawah arahan CEO Karl-Heinz Rummenigge, menawarkan gaji sekitar €10 juta per tahun, lebih rendah dari yang diterima Mario Götze.
Pep Guardiola, pelatih Bayern saat itu, sangat ingin mempertahankan Kroos, tetapi ketegangan dengan dewan klub membuatnya memilih hengkang.
Piala Dunia 2014 menjadi panggung terakhirnya bersama Die Mannschaft sebelum mencari tantangan baru, dan penampilannya (termasuk dua gol dalam kemenangan 7-1 atas Brasil) membuatnya jadi rebutan klub top Eropa.
Barcelona vs Real Madrid di Bursa Transfer Toni Kroos
Barcelona adalah salah satu klub yang mengincar Kroos. Agennya menawarkan sang pemain sebanyak dua kali ke klub Catalan pasca-Piala Dunia.
Namun, Luis Enrique (pelatih baru Barcelona) menolak. Enrique lebih menyukai Ivan Rakitic, gelandang Sevilla yang dianggap cocok untuk sistem tiki-taka.
Dengan biaya transfer €18 juta, Rakitic direkrut, meninggalkan Kroos tanpa tawaran konkret dari Camp Nou.
Di sisi lain, Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid, melihat potensi luar biasa dalam diri Kroos. Meskipun presiden klub Florentino Perez awalnya fokus merekrut James RodrÃguez (bintang Kolombia yang bersinar di Piala Dunia) Ancelotti bersikeras membawa Kroos.
Pada 17 Juli 2014, transfer disepakati dengan Bayern seharga €25-30 juta, angka yang terbukti sangat murah untuk dampaknya.
Kroos debut pada Piala Super UEFA 2014 melawan Sevilla, langsung mengangkat trofi pertamanya bersama Madrid.
Menariknya, saat presentasi, hanya 8.000 fans menyambutnya di Bernabeu (jauh lebih sedikit dibandingkan 45.000 untuk James) tanda awal ia belum sepenuhnya dihargai publik.
Toni Kroos Mengukir Sejarah di Real Madrid
Keputusan memilih Real Madrid menjadi titik balik karier Kroos. Dalam 10 tahun bersama klub, ia tampil dalam 463 pertandingan, mencetak 28 gol, dan memberikan 98 assist.
Koleksi trofinya luar biasa: 5 Liga Champions, 4 La Liga, dan total 22 gelar. Bersama Luka Modric dan Casemiro, Kroos membentuk trio lini tengah legendaris yang menjadi tulang punggung dominasi Madrid, terutama pada periode 2016-2018.
“Madrid adalah klub spesial dan tantangan yang saya cari,” katanya pada 2014, sebuah pernyataan yang terbukti benar.
Sementara itu, Ivan Rakitic menikmati kesuksesan di Barcelona, memenangkan Liga Champions 2015 dan 4 La Liga. Namun, perannya lebih terbatas dibandingkan pengaruh Kroos di Madrid.
Secara statistik, Kroos unggul dalam akurasi passing (rata-rata 92-95% per musim) dan konsistensi jangka panjang. Keputusan ini juga memperkuat Real Madrid dalam rivalitas El Clasico.
Kroos sering menjadi penentu kemenangan, termasuk gol spektakuler langsung dari tendangan pojok melawan Valencia, bukti visi permainannya yang tak tertandingi.
Refleksi dan Warisan Toni Kroos
Apakah Kroos membuat pilihan tepat? Bagi banyak penggemar, jawabannya jelas. Ancelotti melihat potensi yang luput dari pandangan Luis Enrique, dan Kroos membuktikannya dengan karier gemilang di Madrid. Rakitic sukses di Barcelona, tetapi dampak Kroos lebih besar dan abadi.
Ketika ia pensiun pada 2024 setelah Euro, ia meninggalkan warisan sebagai salah satu gelandang terbaik dunia sesuatu yang mungkin tak tercapai jika ia bergabung dengan Barcelona.
Penutup
Dari krisis di Bayern hingga kejayaan di Real Madrid, keputusan Toni Kroos pada 2014 adalah contoh sempurna bagaimana satu momen bisa mengubah sejarah sepak bola.
Setuju kah Anda bahwa Madrid adalah langkah terbaik baginya? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar! Tetap ikuti kami untuk cerita transfer paling menarik di dunia sepak bola.
Questions & Answers
Berikut adalah pertanyaan umum yang sering muncul di internet terkait topik ini, beserta jawaban singkat dan informatif:
1. Mengapa Toni Kroos tidak jadi ke Barcelona?
Barcelona mengincar Kroos, tetapi Luis Enrique memilih Ivan Rakitic yang lebih cocok dengan sistem tiki-taka, membuka jalan ke Real Madrid.
2. Berapa biaya transfer Toni Kroos ke Real Madrid?
Real Madrid membayar Bayern Munich sekitar €25-30 juta pada Juli 2014, angka yang terbukti murah untuk kontribusinya.
3. Apa peran Carlo Ancelotti dalam transfer Kroos?
Ancelotti bersikeras kepada Florentino Perez untuk merekrut Kroos, melihatnya sebagai kunci lini tengah Madrid, meskipun Perez fokus pada James RodrÃguez.
4. Bagaimana performa Kroos dibandingkan Rakitic setelah 2014?
Kroos memenangkan 22 trofi dengan Madrid, unggul dalam passing dan dampak, sementara Rakitic meraih 13 gelar dengan peran lebih terbatas di Barcelona.
5. Mengapa Bayern Munich melepas Toni Kroos?
Bayern gagal memperpanjang kontrak Kroos karena menawarkan gaji lebih rendah dari Mario Götze, menyebabkan ia hengkang pada 2014.




