BREAKING NEWS

Désiré Doué: Permata Muda PSG yang Mengguncang Eropa di Final Liga Champions 2025

PANGGILAJI - Bayangkan sebuah malam bersejarah di Allianz Arena, Munich, pada 31 Mei 2025. Sorak sorai suporter Paris Saint-Germain (PSG) menggema, flare menyala, dan di tengah gemuruh itu, seorang pemuda berusia 19 tahun bernama Désiré Doué mencuri perhatian dunia.

Dengan dua gol dan satu assist, ia mengantarkan PSG meraih gelar Liga Champions pertama mereka, menghancurkan Inter Milan dengan skor telak 5-0.

Di usia yang masih belia, Doué mencatatkan rekor sebagai pemain termuda yang terlibat dalam tiga gol di final Liga Champions.

Siapa sebenarnya Désiré Doué? Bagaimana anak muda dari Angers, Prancis, ini menjadi simbol kebangkitan PSG? Mari kita selami kisahnya.

PSG dan Penantian Panjang Gelar Eropa

Selama bertahun-tahun, PSG dikenal sebagai raksasa domestik yang mendominasi Ligue 1, namun selalu tersandung di panggung Eropa.

Dengan investasi miliaran euro dan kehadiran megabintang seperti Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappé, trofi Liga Champions tetap menjadi mimpi yang sulit diraih.

Kekalahan menyakitkan di final 2020 melawan Bayern Munich dan kegagalan berulang di fase knockout membuat penggemar bertanya: kapan PSG akan benar-benar menjadi raja Eropa? Di tengah keraguan itu, musim 2024-2025 menjadi titik balik.

Kepergian Mbappé ke Real Madrid meninggalkan lubang besar, dan tekanan pun beralih ke talenta muda seperti Désiré Doué. Bisakah seorang remaja mengisi kekosongan yang ditinggalkan bintang-bintang besar?

Tantangan Besar untuk Sang Wonderkid

Désiré Doué bukan nama asing bagi pecinta sepak bola Prancis. Lahir pada 3 Juni 2005 di Angers, Prancis, ia tumbuh dalam keluarga yang kental dengan aroma sepak bola.

Ayahnya seorang mantan pemain, kakaknya Guela Doué bermain untuk Strasbourg, dan sepupunya Yann Gboho bersinar di Toulouse.

Namun, bergabung dengan PSG pada Agustus 2024 dengan banderol €50 juta bukanlah langkah mudah.

Doué harus membuktikan diri di klub yang haus trofi, di bawah sorotan media dan ekspektasi tinggi pelatih Luis Enrique.

Bayangkan tekanan yang dihadapi pemuda 19 tahun ini: debut di Ligue 1 bersama Rennes pada usia 17 tahun, menjadi pemain Prancis termuda yang mencetak gol di kompetisi Eropa, dan kini harus bersaing dengan pemain seperti Ousmane Dembélé dan Khvicha Kvaratskhelia di lini serang PSG.

Apakah ia mampu menjawab keraguan? Bisakah ia menjadi penerus Neymar, idolanya, yang dikenal dengan dribel memukau dan kreativitas tanpa batas? Di tengah sorotan, Doué justru menjawab dengan aksi nyata, terutama di malam epik di Allianz arena.

Performa Gemilang dan Rekor Bersejarah

Pada final Liga Champions 2024-2025, Désiré Doué menunjukkan bahwa usia hanyalah angka. Di menit ke-12, ia mengirim umpan akurat kepada Achraf Hakimi, membuka keunggulan PSG.

Delapan menit kemudian, tendangan volinya yang memantul tanah mengecoh kiper Inter Milan, Yann Sommer, dan menggandakan skor menjadi 2-0.

Di babak kedua, Doué kembali mencetak gol pada menit ke-63, memanfaatkan umpan Vitinha dengan penyelesaian klinis ke pojok kanan bawah gawang.

Kontribusinya, dua gol dan satu assist membuatnya dinobatkan sebagai Man of the Match oleh UEFA, sebuah penghargaan yang pernah diraih ikon seperti Zinedine Zidane dan Lionel Messi.

Data Opta mencatat bahwa Doué tidak hanya unggul dalam mencetak gol. Ia mencatatkan 12 dribel sukses dan 5 key passes di Liga Champions musim ini, menunjukkan kemampuan teknis dan visi permainan yang luar biasa.

Dengan usia 19 tahun 362 hari, ia menjadi pemain termuda yang terlibat dalam tiga gol di final Liga Champions, melampaui rekor legenda seperti Patrick Kluivert.

Performa ini bukan kebetulan. Di bawah asuhan Luis Enrique, Doué beradaptasi dengan sistem 4-3-3 yang menuntut fleksibilitas.

Ia bermain sebagai winger, gelandang serang, bahkan gelandang box-to-box, menjadi motor transisi cepat PSG dengan 629 ball recoveries di kompetisi tersebut, rekor tertinggi musim ini.

Warisan Baru PSG dan Masa Depan Cerah Doué

Kemenangan 5-0 atas Inter Milan bukan sekadar trofi pertama PSG di Liga Champions, tetapi juga simbol transformasi klub.

Tanpa Messi, Neymar, dan Mbappé, PSG di bawah Luis Enrique menjelma menjadi tim yang kompak, mengedepankan permainan kolektif, dan mengandalkan talenta muda seperti Doué, Bradley Barcola, dan Senny Mayulu.

Rata-rata usia skuad PSG hanya 23,8 tahun, menjadikannya tim termuda di perempat final Liga Champions 2024-2025. Doué, dengan 11 gol dan 11 assist di semua kompetisi musim ini, menjadi wajah baru proyek ini.

Keberhasilan Doué juga mencerminkan perjalanan pribadinya. Dari akademi Stade Rennais sejak usia lima tahun, debut profesional pada 2022, hingga menolak tawaran Bayern Munich untuk bergabung dengan PSG, ia menunjukkan mental baja dan fokus pada sepak bola.

“Saya tidak menyesal memilih PSG,” ujar Doué dalam wawancara pasca-debutnya melawan Montpellier, di mana ia mencatatkan assist pertamanya.

Kutipan ini mencerminkan keberanian dan keyakinannya, kualitas yang membuatnya disebut sebagai “Neymar baru” oleh pengamat sepak bola.

Proyeksi masa depan Doué sangat cerah. Dengan kontrak hingga 2029, ia diprediksi akan menjadi kapten timnas Prancis atau bahkan kandidat Ballon d’Or.

Kemenangan di final Liga Champions hanyalah awal. Seperti yang dikatakan Luis Enrique, “Kemampuan teknis, fisik, dan kepribadiannya luar biasa.”

Doué bukan hanya pemain, tetapi simbol kebangkitan PSG di panggung Eropa dan bukti bahwa talenta muda bisa mengubah sejarah.

Penutup: Babak Baru Sepak Bola Eropa

Désiré Doué bukan sekadar nama baru di lapangan hijau, tetapi simbol harapan dan keberanian.

Dari akademi Rennes hingga panggung Liga Champions, ia membuktikan bahwa bakat, kerja keras, dan mental baja bisa mengubah nasib sebuah klub.

Malam di Munich adalah awal dari legenda yang sedang ditulis. PSG kini bukan lagi “hampir juara,” tetapi raja Eropa sejati, dan Doué adalah pangeran yang memimpin revolusi ini.

Ikuti perjalanannya di kanal resmi PSG, media sosial, atau aplikasi berita favoritmu, karena cerita Désiré Doué baru saja dimulai!

Questions & Answers

1. Siapa Désiré Doué?
Désiré Nonka-Maho Doué adalah pemain sepak bola profesional Prancis kelahiran 3 Juni 2005 di Angers, Prancis. Ia bermain sebagai penyerang sayap atau gelandang serang untuk PSG dan dianggap sebagai salah satu talenta muda terbaik Eropa. Ia bergabung dengan PSG dari Rennes pada Agustus 2024 dengan biaya €50 juta.

2. Apa rekor yang dicetak Désiré Doué di final Liga Champions 2025?
Doué menjadi pemain termuda (19 tahun 362 hari) yang terlibat dalam tiga gol (dua gol, satu assist) di final Liga Champions. Ia juga menjadi remaja ketiga yang mencetak gol di final, setelah Patrick Kluivert (Ajax, 1995) dan Carlos Alberto (Porto, 2004).

3. Bagaimana gaya bermain Désiré Doué?
Doué dikenal dengan dribbling memukau, kecepatan, dan visi permainan yang tajam. Ia mampu bermain sebagai winger, gelandang serang, atau box-to-box, dengan kemampuan menciptakan peluang dan menyelesaikan serangan secara klinis. Gaya bermainnya kerap dibandingkan dengan Neymar karena kreativitas dan flair-nya.

4. Mengapa Doué disebut sebagai “Neymar baru”?
Selain mengidolakan Neymar, Doué memiliki gaya bermain yang serupa: dribel lincah, kemampuan menciptakan peluang, dan keberanian dalam duel satu lawan satu. Pengamat dan pelatih Luis Enrique memuji kematangan dan kepribadiannya, menjadikannya kandidat penerus Neymar di PSG.

5. Bagaimana peran Doué dalam sistem taktis Luis Enrique?
Dalam formasi 4-3-3 Luis Enrique, Doué berperan fleksibel sebagai winger atau gelandang serang. Ia menjadi kunci dalam high pressing PSG, dengan kontribusi signifikan dalam 629 ball recoveries di Liga Champions. Sinerginya dengan Vitinha dan Hakimi membuat lini serang PSG sulit dihentikan.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment