Scott McTominay: Dari Bayang-Bayang Manchester United ke Gelar Juara Serie A Bersama Napoli
Tapi, di ujung cerita, ia bangkit menjadi pahlawan di Napoli, menjuarai Serie A, dan dinobatkan sebagai pemain terbaik liga.
Ini bukan dongeng, ini kisah nyata Scott McTominay gelandang Skotlandia yang membuktikan bahwa bakat sejati akan menemukan panggungnya.
Scoot McTominay bukan hanya cerita tentang sepakbola, tapi tentang ketangguhan menghadapi penolakan. Dari Old Trafford yang penuh tekanan hingga sorak sorai Stadion Diego Armando Maradona, perjalanannya adalah inspirasi.
Mari kita telusuri bagaimana ia menulis sejarah, dengan bumbu drama, kerja keras, dan sedikit sihir dari Antonio Conte.
Awal Karier: Perjuangan di Manchester United
Scott McTominay bukanlah anak ajaib yang langsung mencuri perhatian. Bergabung dengan akademi Manchester United sejak usia lima tahun, ia menghadapi tantangan fisik yang tak biasa.
Antara 2013 dan 2015, tinggi badannya melonjak 14 inci dalam dua tahun, membuatnya kesulitan mengontrol tubuhnya sendiri. “Saya seperti Bambi di atas es,” candanya dalam wawancara. Tapi di balik candaan itu, ada kerja keras dan tekad baja.
Debutnya di tim utama Manchester united terjadi pada Mei 2017 melawan Arsenal di bawah Jose Mourinho. Sejak itu, ia tampil dalam 252 pertandingan, mencetak 19 gol, dan memenangkan Piala FA serta Piala EFL.
Namun, di United, ia sering "salah kostum." Dipaksa bermain sebagai gelandang bertahan atau bahkan bek tengah, bakat ofensifnya terkubur.
Perubahan manajer dari Mourinho ke Solskjaer, lalu Erik ten Hag, juga membuatnya sulit menemukan konsistensi.
Persaingan dengan bintang seperti Bruno Fernandes dan Paul Pogba semakin menyudutkannya.
Di mata fans, McTominay adalah pekerja keras, tapi tak pernah jadi bintang utama. Ekspektasi tinggi di Old Trafford dan tekanan media Inggris membuatnya terlihat biasa.
Tapi, seperti kata pepatah, “Berlian tak akan bersinar jika tak diasah.” Dan asahan itu datang dari tempat tak terduga: Napoli.
Keputusan Kontroversial: Transfer ke Napoli
Agustus 2024, Manchester United membuat keputusan yang menggemparkan: melepas McTominay ke Napoli seharga €30,5 juta, lengkap dengan klausul penjualan 10%.
Alasannya? Tekanan Financial Fair Play (FFP) dan kebutuhan dana untuk merekrut Manuel Ugarte seharga €50 juta.
Bagi United, ini adalah langkah bisnis. Bagi McTominay, ini adalah tamparan sekaligus peluang.
Napoli awalnya mengincar Marco Brescianini dari Frosinone, tapi negosiasi gagal. Direktur olahraga Giovanni Manna kemudian mengarahkan perhatian ke McTominay, melihat potensi yang terpendam.
Antonio Conte, pelatih Napoli yang terkenal keras, langsung jatuh hati pada etos kerja dan fleksibilitas sang gelandang. “Dia adalah prajurit yang saya cari,” ujar Conte.
Kepindahan ini bukan tanpa risiko. Serie A, dengan gaya bermain taktis dan terorganisir, sangat berbeda dari Premier League yang cepat dan fisik. Tapi justru di sinilah McTominay menemukan rumahnya.
Laga-laga di Italia, dengan tempo yang lebih terkontrol, memungkinkannya memamerkan visi, pergerakan, dan insting menyerangnya.
Transformasi di Napoli: Peran Antonio Conte
Masuk ke Napoli, McTominay seperti burung yang dilepas dari sangkar. Conte, dengan pendekatan disiplinnya, mengubah formasi tim dari tiga bek ke 4-3-3, menempatkan McTominay sebagai gelandang serang. Hasilnya? Ledakan performa yang tak terbayangkan.
Musim 2024/2025, McTominay mencetak 12 gol dan 6 assist dalam 33 penampilan Serie A. Gol-golnya melawan Juventus, Inter Milan, dan Cagliari jadi penutup manis perjalanan Napoli menuju Scudetto.
Tapi bukan hanya statistik yang membuatnya istimewa. Ia adalah “raider” di lini tengah, bergerak cerdas di kotak penalti, memenangkan duel, dan mencetak gol dengan kaki kiri, kanan, bahkan kepala.
Conte tak hanya mengasah skill, tapi juga mental McTominay. Dalam wawancara, ia berkata, “Conte membuat saya percaya bahwa saya bisa jadi yang terbaik.”
Latihan keras Conte, yang terkenal brutal, membentuk McTominay jadi gelandang komplet. Dari pemain yang sering dikritik di United, ia kini jadi tulang punggung Napoli.
Musim 2024/2025 adalah panggung McTominay. Napoli bersaing ketat dengan Inter Milan hingga pekan terakhir.
Di laga penentu melawan Cagliari, McTominay mencetak gol salto spektakuler, mengantarkan Napoli menang 2-0 dan mengunci Scudetto dengan 82 poin. Momen itu bukan hanya kemenangan tim, tapi juga pembuktian pribadi.
Dengan 15 poin krusial dari gol dan assistnya, McTominay dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serie A bulan April dan MVP keseluruhan musim berdasarkan statistik Opta.
Ia mengungguli bintang seperti Lautaro Martinez. Bersama Billy Gilmour, ia juga mencatat sejarah sebagai pemain Skotlandia pertama yang menjuarai Serie A sejak Jack Diment pada 1905.
“Napoli memberi saya kehidupan baru,” ujar McTominay. Dari pemain yang diragukan, ia kini jadi simbol kebangkitan.
Di Naples, McTominay bukan sekadar pemain he’s a vibe. Fans menjulukinya “McTerminator” dan “McFratm,” bahkan membuat tato bergambar wajahnya.
Sebuah restoran lokal menciptakan “Pizza McTominay” dengan topping tomat, yang konon jadi makanan favoritnya. “Saya suka tomat Italia, rasanya beda,” candanya.
Di luar lapangan, McTominay menikmati kehidupan sederhana di Naples, jauh dari tekanan Manchester. Ia belajar bahasa Italia dan kerap berinteraksi dengan fans di media sosial.
Kisahnya mengingatkan pada Diego Maradona, yang juga jadi ikon budaya di Napoli. McTominay tak hanya mengubah permainan di lapangan, tapi juga hati penduduk kota.
Keputusan United melepas McTominay kini terasa seperti blunder. Sementara Napoli merayakan Scudetto, United terpuruk di peringkat 16 Premier League.
Manuel Ugarte, pengganti McTominay, gagal memberikan dampak ofensif. Data menunjukkan lini tengah United kehilangan 8 gol dan 4 assist yang biasa disumbang McTominay per musim.
Tapi, seberapa adil menyalahkan United? Tekanan FFP memaksa mereka menjual aset akademi seperti McTominay, yang dianggap “dapat diganti.”
Sayangnya, strategi ini gagal karena salah penempatan posisi selama bertahun-tahun. Seperti kata Ole Gunnar Solskjaer, “Scott adalah berlian, tapi United tak tahu cara memolesnya.”
Di usia 28 tahun, McTominay masih punya banyak waktu untuk bersinar. Dengan nilai pasar €40 juta (per Transfermarkt), ia bisa bertahan di Napoli atau menarik minat klub seperti Bayern Munich atau kembali ke Premier League.
Warisan McTominay lebih dari trofi. Ia adalah bukti bahwa keberanian keluar dari zona nyaman bisa mengubah hidup. Bagi pemain muda, pesannya jelas: “Jangan takut gagal, cari tempat yang menghargai kamu.”
Scott McTominay adalah cermin bagi kita semua. Ditolak, diragukan, tapi tak pernah menyerah. Dari Old Trafford yang dingin ke Naples yang hangat, ia menemukan panggungnya. “Saya bahagia di sini, fans Napoli seperti keluarga,” katanya dalam wawancara.
Kisahnya mengajarkan bahwa bakat sejati akan bersinar, asalkan ada keberanian dan orang yang percaya padamu, like Conte, like Napoli.
Jadi, jika hidup menamparmu seperti United menampar McTominay, ingat: panggungmu ada di luar sana, tinggal melangkah.
Questions & Answers
1. Mengapa Scott McTominay pindah dari Manchester United ke Napoli?
McTominay pindah pada Agustus 2024 karena tekanan Financial Fair Play (FFP) yang memaksa United menjual pemain akademi. Dengan biaya €30,5 juta, Napoli melihat potensinya, terutama setelah gagal merekrut Marco Brescianini. Peran Antonio Conte juga jadi faktor besar.
2. Apa peran Scott McTominay di Napoli?
Di Napoli, McTominay bermain sebagai gelandang serang dalam formasi 4-3-3 di bawah Conte. Ia bertugas menyerbu kotak penalti, memenangkan duel, dan mencetak gol, berbeda dari peran defensifnya di United.
3. Berapa gol Scott McTominay di Serie A musim 2024/2025?
McTominay mencetak 12 gol dan 6 assist dalam 33 penampilan, termasuk gol krusial melawan Juventus, Inter Milan, dan Cagliari, membantu Napoli juara Serie A.
4. Mengapa McTominay dianggap gagal di Manchester United?
McTominay tidak gagal, tapi kurang dimaksimalkan. Ia sering bermain di posisi gelandang bertahan atau bek tengah, bukan gelandang serang yang sesuai dengan kekuatannya. Tekanan tinggi di United juga membatasi perkembangannya.
5. Apakah Scott McTominay akan kembali ke Premier League?
Belum ada kepastian, tapi dengan performa gemilang dan nilai pasar €40 juta, ia bisa menarik minat klub besar. Untuk saat ini, ia tampak bahagia di Napoli.
